Keutamaan Ramadan pada 10 hari kedua
Keutamaan Ramadan pada 10 hari kedua adalah bahwa selama periode ini, rahmat dan ampunan Allah SWT diperluas kepada hamba-Nya yang berpuasa dan beribadah dengan ikhlas dan tulus. Selain itu, pada 10 hari kedua Ramadan, orang-orang yang berpuasa dan beribadah akan mendapat pahala yang besar dan kesempatan untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Kisah yang terkait dengan keutamaan Ramadan 10 hari kedua adalah kisah tentang sahabat Nabi SAW yang terkenal, Umar bin Khattab RA. Selama Ramadan, Umar bin Khattab RA memperkuat ibadahnya dengan menghabiskan banyak waktu untuk membaca Al-Quran dan berdoa. Namun, pada awal Ramadan, Umar merasa tidak puas dengan amal ibadahnya dan memutuskan untuk berbuat lebih banyak lagi.
Suatu malam, Umar keluar dari rumahnya dan berkeliaran di sekitar kota Madinah, melihat dan mendengarkan orang-orang yang sedang beribadah dan berdoa. Kemudian, Umar pergi ke masjid dan melihat Rasulullah SAW sedang berdiri dan berdoa di sana. Umar sangat terkesan dengan kekhusyukan Rasulullah SAW dan memutuskan untuk melakukan hal yang sama.
Umar kemudian kembali ke rumahnya dan terus berdoa sampai pagi. Saat matahari terbit, Umar pergi ke masjid dan menemukan Rasulullah SAW masih berada di sana, masih berdoa. Keesokan harinya, Umar melakukan hal yang sama, dan kemudian keesokan harinya lagi. Umar terus berdoa di masjid selama sepuluh hari berturut-turut.
Ketika Rasulullah SAW mengetahui tentang kegiatan Umar, dia memberi tahu sahabat lainnya tentang apa yang dilakukan Umar dan berkata: "Jika ada seorang nabi yang akan datang setelah saya, pasti akan menjadi Umar bin Khattab." Kisah ini menunjukkan bagaimana Umar bin Khattab RA mengambil keuntungan dari keutamaan Ramadan 10 hari kedua dengan berdoa dan beribadah dengan tekun dan khusyuk, dan hasilnya adalah pujian dari Rasulullah SAW.
Kisah lain yang terkait dengan keutamaan Ramadan 10 hari kedua adalah kisah tentang Bilal bin Rabah RA. Bilal adalah salah satu sahabat Nabi SAW yang terkenal sebagai muadzin di masjid Nabawi di Madinah.
Pada Ramadan 10 hari kedua, Bilal memutuskan untuk meningkatkan ibadahnya dengan menghabiskan lebih banyak waktu untuk berdoa dan berzikir di malam hari. Ketika waktu sahur tiba, Bilal masih sibuk beribadah, sehingga tidak memiliki waktu untuk makan sahur. Namun, ketika Bilal akhirnya berhenti beribadah dan keluar dari masjid, Rasulullah SAW melihatnya dan bertanya: "Mengapa kamu tidak makan sahur, Bilal?"
Bilal menjawab: "Saya tidak merasa lapar karena berada dalam keadaan yang khusyuk dalam beribadah."
Rasulullah SAW kemudian memberikan pujian kepada Bilal dan berkata: "Sesungguhnya Allah membanggakanmu, Bilal." Kisah ini menunjukkan bagaimana Bilal bin Rabah RA memanfaatkan keutamaan Ramadan 10 hari kedua dengan lebih meningkatkan ibadahnya dan berupaya untuk mencapai kekhusyukan dalam beribadah.
Dari kisah-kisah di atas, kita dapat mengambil pelajaran tentang pentingnya memanfaatkan waktu Ramadan dengan sebaik-baiknya. Selama 10 hari kedua Ramadan, kita dapat meningkatkan ibadah dan berdoa lebih banyak, serta mencapai kekhusyukan dalam beribadah. Dengan demikian, kita dapat mendapat keutamaan Ramadan yang lebih besar dan lebih dekat dengan Allah SWT.
Bagaimana dengan infaq dan shodaqoh ?
Infaq dan sedekah (shodaqoh) juga merupakan ibadah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan, termasuk pada 10 hari kedua. Ada banyak keutamaan dan manfaat yang bisa kita dapatkan dari melakukan infaq dan sedekah selama Ramadan, antara lain:
- Meningkatkan keberkahan dalam rejeki: Ketika kita berinfaq dan bersedekah, Allah SWT akan memberikan keberkahan dalam rejeki kita dan memperluas rezeki kita.
- Membuka pintu taqwa: Infaq dan sedekah juga dapat membuka pintu taqwa, yaitu ketakwaan kepada Allah SWT. Ketika kita memberikan sebagian dari rezeki kita kepada orang yang membutuhkan, maka kita akan merasakan kedekatan dengan Allah SWT dan semakin memperkuat ikatan kita dengan-Nya.
- Menghilangkan dosa: Infaq dan sedekah juga dapat menghapus dosa-dosa yang kita lakukan, bahkan dosa-dosa yang besar sekalipun.
- Menjadi sumber kebahagiaan orang lain: Dengan melakukan infaq dan sedekah, kita dapat menjadi sumber kebahagiaan bagi orang lain yang membutuhkan. Hal ini dapat memberikan perasaan senang dan damai di hati kita.
- Memberikan manfaat jangka panjang: Infaq dan sedekah juga dapat memberikan manfaat jangka panjang, yaitu dengan membantu orang yang membutuhkan untuk mandiri dan bisa hidup mandiri. Misalnya, memberikan donasi kepada program-program yang berfokus pada pendidikan dan pelatihan.
Kisah tentang keutamaan infaq dan sedekah selama Ramadan juga banyak terdapat di dalam sejarah Islam. Salah satunya adalah kisah tentang Utsman bin Affan RA, sahabat Nabi SAW yang kaya raya. Selama Ramadan, Utsman bin Affan RA dikenal sangat dermawan dan rajin berinfaq dan bersedekah. Bahkan pada suatu malam, dia memberikan seluruh hartanya untuk keperluan umat Islam, termasuk untuk kepentingan militer Islam saat itu.
Kisah ini menunjukkan bagaimana keutamaan infaq dan sedekah dapat membawa manfaat yang besar bagi umat Islam dan memberikan kebahagiaan dan keberkahan yang melimpah. Oleh karena itu, kita juga dapat mengikuti jejak Utsman bin Affan RA dengan meningkatkan amalan infaq dan sedekah kita selama Ramadan, terutama pada 10 hari kedua yang dikenal sebagai periode keutamaan ibadah.